Minggu, 15 Januari 2012

SISTEM PENDIDIKAN YANG KONDUSIF CETAK GENERASI YANG UNGGUL

Umat Islam, Umat yang Terbaik

Dalam Al Qur’an Surat Ali Imron ayat 110 AlLoh SWT berfirman:

“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada AlLoh. Sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Ayat inilah yang melandasi seorang muslim untuk mendedikasikan dirinya menjadi generasi terbaik. Gambaran generasi terbaik pun sudah tersirat dalam ayat ini, yakni generasi yang menyuruh kepada Islam, yang senantiasa melakukan amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Alloh. Artinya, generasi yang terbaik adalah gambaran generasi yang senantiasa menjadikan keimanannya kepada AlLoh SWT sebagai asas dalam kehidupannya. Yakni senantiasa melandasi kehidupannya dengan aturan AlLoh SWT. Tidak hanya itu, dia pun bukanlah sosok orang yang egois dan mencukupkan pelaksanaan aturan AlLoh ini pada dirinya saja tapi juga mengharapkan orang lain untuk melaksanakannya pula. Oleh karena itu dia melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.

Dalam membentuk generasi yang terbaik tentunya membutuhkan system pendidikan yang terbaik pula. AlLoh SWT telah memberikan seperangkat system kehidupan lengkap yang tertuang dalam Al Qur’an dan As Sunnah, begitupun terkait dengan system pendidikan Islam. Dalam system Islam pendidikan diorientasikan untuk:

1. Mencetak generasi muslim yang berkepribadian Islam. Yakni generasi yang memiliki pola pikir yang benar tentang kehidupan dengan dilandasi aqidah Islam dan memiliki pola sikap yang membuatnya mampu memecahkan problematika manusia. Hal ini dilakukan dengan menanamkan tsaqofah Islam berupa aqidah, pemikiran dan perilaku Islam dalam jiwa dan akal generasi muslim

2. Menyiapkan generasi yang akan menjadi para ahli di setiap sendi kehidupan. Baik secara keIslaman maupun ilmu-ilmu terapan seperti fisika, kimia, kedokteran, tehnik dll. Mereka inilah yang akan menjadi ahli-ahli di bidang teknologi.

Jadi dengn orientasi ini, generasi yang terbentuk dari system Islam tidak hanya generasi yang pintar secara IQ tapi juga memiliki ketaatan yang tinggi kepada AlLoh SWT serta berperan dalam menyelesaikan masalah umat.

Pendidikan untuk semua

Pendidikan adalah perkara yang penting dalam menentukan nasib suatu bangsa ke depan. Hal ini disadari oleh semua kalangan. Begitupun dalam Khilafah Islamiyah. Pendidikan adalah aspek penting dan urgen yang harus dipenuhi oleh Negara. Pendidikan dalam Islam adalah kebutuhan mendasar bagi seluruh manusia. Sama halnya seperti kebutuhan akan makan, minum, buang hajat, tidur dan kebutuhan jasmani lainnya, pendidikan juga merupakan kebutuhan asasi yang harus dipenuhi. Dan AlLoh menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraannya pada Khilafah. Khilafah wajib menyelenggarakan pendidikan yang diperuntukkan secara luas bagi seluruh warganya baik kaya maupun miskin, baik muslim maupun kafir dzimmi.

Dalam pelaksanaan kewajiban ini, Khilafah wajib menyelenggarakan proses pendidikan secara optimal. Mulai dari penyusunan kurikulum yang berbasis aqidah Islam, pemilihan guru-guru yang kompeten dan bisa diteladani, pemantauan prestasi anak, fasilitas yang memadai serta hal-hal lain yang dapat memberikan support bagi anak didiknya untuk belajar.

Adapun untuk pembiayaan pendidikan diperoleh Negara dari Baitul Mal yang didapatkan dari pos pendapatan sumber2 yang secara kepemillikan adalah milik kaum muslimin secara keseluruhan. Misalnya dari sumber daya alam yang ada di negeri2 muslim. Juga dari pos lain yang didapatkan dari harta yang berstatus kepemilikan umum.

Umat Terbaik Lahir dari Sistem Pendidikan Islam

Berbicara masalah pendidikan, hal ini tidak luput dari peran berbagai pihak. Yakni individu, masyarakat, dan Negara. Dalam skala individu, mereka harus memiliki kesadaran yang akan mendorongnya untuk haus akan ilmu. Dorongan ini muncul dari keimanan yang kuat kepada AlLoh SWT. Individu muslim tersebut meyakini bahwa setiap muslim memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu seperti yang tertuang pada banyak ayat dan juga hadist. AlLoh SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Mujadilah ayat 11:

“… Niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan AlLoh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

Dengan landasan inilah seorang muslim akan senantiasa terpacu untuk mencari ilmu karena menyadari balasan bagi orang yang menuntut ilmu di sisi AlLoh SWT berupa syurga.

Peran penting yang lain dalam pendidikan juga terletak pada masyarakat. Masyarakat harus memberikan suasana yang kondusif bagi seorang muslim untuk menuntut ilmu. Suasana untuk saling berlomba-lomba dalam kebaikan harus senantiasa dibangun. Begitupun dalam perkara menuntut ilmu. Maka sewajarnya seorang muslim satu dengan yang lain saling memberikan dorongan untuk mengkaji ilmu-ilmu AlLoh dan juga meningkatkan taraf hidupnya dengan mengkaji ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pengetahuan umum dan teknologi. Dorongannyapun bukanlah egoisme dan persaingan tapi berlomba-lomba dalam mencari kebaikan di sisi AlLoh SWT. Masyarakat seperti ini akan menciptakan suasana yang harmonis dalam menuntut ilmu. Saling tolong menolong dan memotivasi dalam menuntut ilmu serta beramar ma’ruf nahi mungkar.

Peran penting berikutnya adalah pada Negara. Negara memiliki peran yang krusial dalam pendidikan. Selain berperan untuk memberikan pendidikan yang gratis bagi warganya, Khilafah Islamiyah memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan yang baik dan berstandar Islam.

Khilafah Islamiyah memberikan pendidikan berkualitas

Dalam Khilafah Islamiyah, pendidikan berlandaskan pada aqidah Islamiyah. Dan Tsaqofah Islam diberikan pada seluruh jenjang pendidikan. Aqidah Islamiyah menjadi landasan dalam segala ilmu dan syariah Islam menjadi rujukan dalam memecahkan problem manusia. Kurikulum yang diambil pun tidak main-main. Harus ada kesamaan antara kurikulum sekolah yang satu dengan yang lain. Sekolah swasta pun harus mengikuti kurikulum Negara Khilafah Islamiyah. Sementara itu, dalam proses pendidikan harus terpisah antara laki-laki dan perempuan. Jenjang pendidikan diadakan mulai ibtidaiyah, tsanawiyah, aliyah bahkan hingga perguruan tinggi. Semua itu diberikan dengan cuma-cuma sebagai bentuk tanggung jawab Negara pada rakyatnya seperti halnya kewaiban ayah kepada anak-anaknya.

Dalam Islam ilmu pengetahuan dibagi 2 yaitu: ilmu kehidupan dan tsaqofah Islam. Ilmu kehidupan melingkupi ilmu tentang fisika, kimia, matematika dll. Ilmu pengetahuan ini tidak berkaitan dengan sebuah ideology tertentu sehingga dia layaknya ada di Negara-negara yang lain. Generasi-generasi muslim diharapkan unggul dalam ilmu pengetahuan. Dengan menguasai ilmu ini diharapkan mereka mampu menjadi sosok-sosok yang bisa menjadi penyelesai segala persoalan masyarakat. Dalam hal tsaqofah, Islam membatasi pembelajaran tsaqofah ini pada tsaqofah yang tidak bertentangan dengan ideology Islam. Adapun tsaqofah asing hanya dipelajari pada tingkat pendidikan tinggi dimana anak-anak yang mempelajarinya telah memiliki landasan aqidah yang kuat sehingga tidak tergoyahkan oleh tsaqofah non Islam. Tujuan pembelajarannya tidak untuk menguasai secara mendalam dan diaplikasikan melainkan hanya ditujukan untuk mematahkan argumentasi orang-orang pembawa tsaqofah asing. Berkaitan dengan tsaqofah islam, maka Daulah akan mendidik generasi-generasi muslim agar dapat menguasai tsaqofah Islam seperti fiqh, tafsir, ulumul Qur’an dsb.

Negara juga wajib memberikan dorongan dan support bagi muslim yang hendak melakukan penelitian guna memecahkan permasalahan umat. Support ini dilakukan dengan menyediakan fasilitas berupa laboratorium, dana dsb. Baik untuk penelitian dalam hal tekhnik atau permasalahan fiqh. Sehingga dengan demikian akan mampu menghasilkan generasi mujtahid, penemu, dan inovator. Hal ini sudah terbukti pada masa Kekhilafahan Islam terdahulu.

Dalam Khilafah Islamiyah, bahasa Arab menjadi pelajaran penting dan urgen untuk diajarkan karena tidak bisa kita pungkiri, keberadaan bahasa Arab penting bagi upaya pengokohan pemahaman Islam. Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan dalam Al Qur’an dan hadist sehingga menjadi keharusan bagi seorang mujtahid untuk menguasai Bahasa Arab demi kepentingan proses ijtihad. Di sisi lain Bahasa Arab adalah bahasa resmi dalam Khilafah Islamiyah. Kalaupun ada pengajaran bahasa asing itu hanyalah untuk kepentingan berdakwah dan melancarkan urusan umat Islam antara lain untuk menterjemahkan buku-buku pengetahuan yang diperlukan masyarakat.

Demikianlah Khilafah Islamiyah mengadakan dan menjalankan proses pendidikan berbasis Islam dengan memadukan aqidah Islamiyah dan ilmu pengetahuan. Sehingga dengan demikian diharapkan akan terlahir generasi cerdas yang mampu menjadi penerus bangsa dan mampu mewujudkan peradaban yang agung dengan syariah Islamiyah. Seperti Khawarizmi sang ahli matematika, Ibnu Sina sang ahli kedokteran dan ilmu fiqh, Al Jaziry seorang ahli mekanik dll. hasil dari semua ahli ini sampai sekarang masih tetap digunakan sebagai landasan dari setiap ilmu pengetahuan yang berlaku saat ini.

Namun memang sistem ini tidak bisa berdiri sendiri. Membutuhkan kesinergisan dari sistem lain yang akan mendukung satu sama lain. Misalkan sistem ekonomi. Dan keseluruhan sistem dalam Khilafah memang ditujukan dalam rangka memacu individu yang ada dalam Khilafah untuk tunduk pada aturan AlLoh SWT. Wa’lahu ‘alam bi showab.

Sumber Rujukan
1. Yasin, Abu. 2oo4. Strategi
Pendidikan Negara Khilafah. Bogor : Pustaka Thariqul Izzah
2. Hizbut Tahrir Indonesia. 2oo9. Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia.

^tsa^

Tidak ada komentar: