Kamis, 21 Oktober 2010

OLEH-OLEH DARI SOLO

Beberapa saat yang lalu aku bertemu dengan tanteku di rumah Budheku yang ada di Gresik. Ada oleh-oleh menarik yang aku dapatkan dari Tanteku yang tinggal di Solo. Bukan makanan maupun minuman melainkan sebuah kisah menarik perjalanan hidup tanteku di Solo. Dan ini hendak ku bagikan pada Anda semua.

Sudah lama tanteku dan keluarganya mencoba mengadu nasib di Solo. Agak aneh memang karena biasanya orang mencoba mengadu nasib ke daerah metropolitan seperti Jakarta dan Surabaya, tapi ini Tanteku justru pergi ke Solo. Sebuah pengalaman menarik dari perjalanan pengaduan nasib keluarga tanteku ini berawal dari adanya orang yang menawarkan untuk menyewakan kiosnya yang ada di persimpangan jalan Raya. Tanteku yang memiliki jiwa pebisnis meski tidak pernah kuliah di FE dan sering mengalami kegagalan ketika melakukan bisnis, tertarik dan pada akhirnya menyewa tempat itu.

Dulunya tempat itu adalah sebuah warung makanan namun karena sepi akhirnya pemiliknya tidak mau melanjutkan usahanya. Tanteku tidak ingin mengulang hal yang sama maka beliau mencoba untuk mencoba berdagang yang lain yakni dengan menjual minuman siap saji dan jus. Dua tiga hari warung yang disewa tanteku masih sepi. Suatu hari ada seorang pengendara sepeda motor yang mampir ke situ dan mencari makanan. Namun tanteku menjawab disini tidak jual makanan. Lalu orang itu berkata “ Lah itu yang dimakan apa? “ Saat itu kebetulan tanteku sedang makan masakannya yang sengaja dimasak di warung itu untuk keluarganya. Serta merta tanteku menjawab “ Ini ndak dijual mas. Untuk makan sendiri. “ Orang itu menjawab “ Ndak papa bu apa saja deh, saya lapar.” Akhirnya tanteku mengambilkan makanan untuk orang tersebut. Keesokan harinya orang tersebut kembali ke warung tanteku. Tanteku tentu saja heran. Apalagi ketika orang itu kembali meminta untuk membeli makanan yang dimasak tanteku. Melihat keheranan tanteku, Orang tersebut mengungkapkan alasan. ” Masakan ibu enak. Kenapa ndak coba jualan nasi aja bu? “. Tanteku kemudian mengkonsultasikan hal ini pada Omku. Akhirnya jadilah Tanteku membuka warung nasi. Lama kelamaan Alhamdulillah warung tanteku ramai. Dan sekarang omset tanteku tidak kurang dari lima ratus ribu sehari. Alhamdulillah..

Kita tidak pernah tahu dari arah manakah AlLoh mendatangkan rizky. Hanya AlLohlah yang tau. Sebagai hambaNya kita tak patut mempertanyakan dimana dan dari arah manakah rizky itu datang. Kita hanya melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk menjemput rizky. Meski tidak selalu rizky itu datang pada jalur itu. Namun yang pasti AlLoh akan lebih memuliakan orang yang berusaha dari pada yang hanya berdiam diri dan menunggu datangnya rizky. So, jangan berhenti berusaha. Okey!!!

Kamis, 14 Oktober 2010

'PUTRI AYU'

Beberapa hari ini banyak kejadian seru yang menimpaku. Pengalaman ini terjadi sejak aku sering berinteraksi dengan seseorang yang aku sebut saja 'putri ayu'. Ku sebut putri ayu lantaran memang dia layaknya sebuah putri cantik yang 'dikurung' dalam sebuah istana. Saking lamanya dia dalam istana itu hingga iya tidak pernah mengetahui kondisi yang ada di luar istana. Contoh kejadian, dalam hal yang aku anggap remeh seperti telepon umum. Sdh jadi rahasia umum kalo telepon umum itu fungsinya untuk telepon lokal aja. Tapi ternyata si putri tidak pernah tau. Kejadian lain yang semakin menguatkan kalo dia adalah seorang putri adalah ketika dia melakukan aktifitas rumah tangga. Banyak sekali kejadian-kejadian luar biasa yang terjadi. Mulai dari mencuci buah hingga membersihkan tempat cuci piring, semua dilakukan seolah seperti pengalaman pertama baginya. Tentu saja terjadi banyak keunikan disana. Misalnya mencukupkan mencuci buah bergetah disaat buahnya belum dikupas. Tentu saja getah yang ada di dalam lapisan luar buah yang sudah dikupas masih ada dan walhasil yang makan buah masih merasakan pahitnya getah dari buah tersebut. Dan yang menjadi korban salah satunya adalah aku. :)
Dengan kejadian-kejadian yang aku alami bersamanya, aku sungguh bersyukur kepada AlLoh atas segala yang AlLoh berikan padaku. Dan satu hal lagi yang bisa ku ambil dari semua kejadian ini. Betapa memang seorang bayi lahir dalam keadaan suci. Tergantung orang tuanya akan menjadikan apa. Dengan realita si Putri ayu yang merupakan anak tunggal membuat dia menjadi satu-satunya tempat orang tuanya melimpahkan kasih sayang. Sehingga mungkin orang tuanya tidak ridho rasanya ketika si putri melakukan aktifitas yang berat. Dan jadilah iya layaknya seorang Putri.
Dari kejadian ini sebuah renuangan besar telah kita dapatkan bahwa betapa orang tua sangat berperan besar dalam membimbing anaknya. Apalagi ketika dia masih kecil. Peran ini memang adalah peran dari kedua orang tuanya, baik ayah maupun ibu. Namun tidak bisa dipungkiri ibu memiliki porsi yang besar dalam pembentukan anak. Dan memang itulah peran yang diberikan oleh AlLoh kepada seorang wanita. Sebagai ibu (yang melahirkan, membesarkan, membimbing dan mendidik anak) dan sebagai pengatur rumah tangga. Semua wanita dikodratkan demikian begitupun aku dan wanita-wanita yang lain.
Sebagai penutup, kepada para wanita2 di seluruh dunia, Sadari peran Anda. Jalankanlah dengan Amanah. Nikmati setiap perjalanan menjadi seorang ibu dan pengatur rumah tangga sebagai anugerah yang telah AlLoh berikan kepada kita.